Keluarga Bahagia dimulai dari komunikasi yang hangat dan terbuka dengan anak. Orang tua harus mendengarkan anak dengan penuh perhatian. Gunakan bahasa sederhana agar anak mudah memahami. Misalnya, ajak anak berbicara tentang harinya di sekolah. Tanyakan perasaan mereka, dan hindari langsung menghakimi. Dengan begitu, anak merasa dihargai dan nyaman berbagi.
Membangun Keluarga Bahagia juga perlu konsistensi dalam komunikasi. Tetapkan waktu khusus untuk berbincang, seperti saat makan malam. Matikan gadget agar fokus pada anak. Ceritakan pengalaman Anda untuk menginspirasi mereka. Menurut Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), komunikasi positif memperkuat ikatan emosional keluarga. Ajarkan anak menyampaikan pendapat dengan sopan.
Selain itu, orang tua harus menunjukkan empati saat berkomunikasi. Dengarkan tanpa menyela, dan tunjukkan Anda memahami perasaan anak. Misalnya, jika anak sedih, katakan, “Ibu mengerti kamu kecewa.” Cara ini membuat anak merasa didukung. Gunakan pula nada suara yang lembut agar anak merasa aman.
Di SDIT Alam Indah, kami mendukung Keluarga Bahagia melalui pendidikan karakter. Sekolah mengajarkan anak nilai-nilai Islam yang mendukung komunikasi harmonis. Orang tua bisa menerapkan nilai ini di rumah. Misalnya, ajarkan anak bersabar saat berbicara. Dengan komunikasi yang baik, keluarga menjadi lebih harmonis.
Terakhir, libatkan anak dalam kegiatan keluarga untuk mempererat komunikasi. Buat permainan sederhana atau baca buku bersama. Hal ini membantu anak belajar mengekspresikan diri. Dengan komunikasi efektif, Keluarga Bahagia bukan sekadar impian, melainkan kenyataan yang terwujud setiap hari.
Comments are closed